Bukittinggi: Fenomena ‘ngopi sambil kerja’ kini jadi pemandangan umum, terutama di kota-kota besar. Freelancer, pekerja remote, dan mahasiswa menjadikan kafe sebagai kantor kedua mereka.
Tapi apakah ngopi sambil kerja benar meningkatkan produktivitas? Ataukah ini hanya bagian dari tren gaya hidup kekinian?
1. Kafe dan Suasana yang Mendukung Fokus (Kadang)
Penelitian menunjukkan suara latar pada tingkat tertentu bisa membantu meningkatkan kreativitas dan konsentrasi. Suasana kafe yang seimbang tidak terlalu bising, bisa ideal untuk pekerjaan kreatif.
Perpindahan tempat kerja dari rumah ke kafe membantu menyegarkan pikiran. Ini bisa menghindari kejenuhan saat rutinitas kerja di rumah.
2. Kafein: Penambah Fokus atau Pemicu Cemas?
Kopi adalah teman kerja bagi banyak orang karena mengandung kafein. Zat ini terbukti meningkatkan fokus, kewaspadaan, dan ketahanan terhadap kelelahan mental.
Namun, konsumsi berlebihan justru menimbulkan efek sebaliknya. Gelisah, jantung berdebar, susah tidur, dan kelelahan setelah efeknya hilang bisa muncul.
3. Distraksi Sosial dan Gaya Hidup “Estetik”
Banyak orang ke kafe bukan untuk kerja, tapi demi suasana dan tampilan estetik. Mereka sibuk memotret kopi atau membalas notifikasi daripada fokus pada pekerjaan.
Riset RescueTime tahun 2020 menyebut rata-rata fokus di kafe hanya 35 menit per jam. Sisa waktunya banyak terganggu media sosial atau interaksi sosial.
4. Biaya, Waktu, dan Energi yang Terkuras
Kerja dari kafe terdengar menyenangkan, tapi ada harga yang harus dibayar. Harus beli minuman atau makanan agar tidak dianggap “nongkrong gratis.”
Waktu perjalanan ke kafe bisa menyita produktivitas. Belum lagi risiko Wi-Fi lambat atau tidak kebagian colokan.
Kondisi ini berpotensi menguras energi dan membuat niat kerja jadi terganggu. Apa yang awalnya diniatkan produktif justru bisa berbalik.
Jadi, Produktif atau Cuma Gaya?
Semua tergantung pada niat dan cara kita mengatur waktu di kafe. Kamu bisa produktif bila datang dengan target kerja yang jelas.
Tentukan batas waktu, misalnya kerja dua jam lalu pulang. Gunakan mode fokus, headphone, dan matikan notifikasi agar tidak terganggu.
Tapi ngopi bisa jadi cuma gaya jika tujuannya cuma sekadar tampil keren. Tidak ada to-do list, tak buka laptop, hanya sibuk update story.
Ngopi sambil kerja bisa produktif jika disertai manajemen dan niat yang benar. Jika tidak, itu hanya kamuflase dari kemalasan yang dibungkus gaya hidup estetik. (APS)