Jelang Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, MBG Dorong Generasi Sehat dan Produktif

Oleh : Muhammad Nanda )*
Menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu kebijakan strategis yang menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat. Program ini tidak hanya sekadar distribusi makanan bagi pelajar dan kelompok rentan, tetapi juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam membangun generasi Indonesia yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi. MBG telah menjadi tonggak penting dalam upaya mencetak sumber daya manusia unggul sebagai fondasi menuju visi besar Indonesia Emas 2045.

Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama, menilai program MBG merupakan langkah konkret dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat. Ia menegaskan bahwa melalui penyediaan makanan bergizi seimbang bagi anak sekolah, ibu hamil, menyusui, dan balita, MBG hadir untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi pokok yang berkualitas, bukan sekadar mengenyangkan. Dalam konteks pembangunan manusia, kualitas gizi menjadi salah satu indikator utama peningkatan produktivitas. Karena itu, MBG dirancang tidak hanya untuk mengatasi kelaparan, melainkan juga mengurangi stunting, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memperbaiki tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Ade juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan program tersebut. Dengan keterlibatan Badan Gizi Nasional (BGN), pemerintah daerah, dan masyarakat lokal, pelaksanaan MBG dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah. Selain memberi manfaat bagi penerima langsung, program ini juga berdampak pada ekonomi lokal. Kebutuhan bahan pangan untuk dapur MBG mendorong keterlibatan petani, peternak, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar sekolah, sehingga menciptakan efek ganda bagi perekonomian masyarakat. Ade menilai kebijakan yang diinisiasi langsung oleh Presiden Prabowo ini mengikuti jejak keberhasilan negara-negara maju seperti Korea Selatan dan Finlandia yang sebelumnya telah membuktikan efektivitas program serupa dalam membangun generasi unggul.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pelaksanaan MBG di madrasah menjadi bagian integral dari upaya nasional menyiapkan generasi sehat, cerdas, dan produktif. Ia menjelaskan bahwa partisipasi Kementerian Agama dalam program ini merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap pencegahan stunting dan penguatan pendidikan karakter di lingkungan madrasah. Program MBG disebut sejalan dengan visi keluarga maslahat yang dicanangkan pemerintah, di mana kesehatan dan pendidikan menjadi dua pilar utama pembangunan manusia.

Data dari Kementerian Agama menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 87 ribu madrasah di seluruh Indonesia dengan lebih dari 10 juta siswa yang menjadi sasaran penerima manfaat MBG. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, Kemenag bahkan telah mengeluarkan kebijakan agar dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan MBG. Kebijakan ini mencakup perbaikan sanitasi, penyediaan air bersih, hingga alat ukur berat badan dan tinggi badan bagi peserta didik. Melalui langkah tersebut, MBG bukan hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan, kesehatan, dan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala.

Di sisi lain, dukungan dari kelompok masyarakat dan organisasi kemahasiswaan turut memperkuat pelaksanaan program ini. Ketua Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Cabang Kota Manado, Lukman Fajar Setyawan, menyampaikan bahwa MBG memiliki potensi besar sebagai sarana edukasi gizi di tingkat akar rumput. Menurutnya, ketika anak-anak sekolah terbiasa dengan pola makan seimbang sejak dini, sesungguhnya negara sedang menanam benih peradaban sehat yang akan menekan angka stunting secara berkelanjutan. Ia juga menilai bahwa peran mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan dalam mendampingi pelaksanaan program, terutama dalam memberikan edukasi tentang pentingnya kandungan gizi dan kebersihan makanan.

Seiring berjalannya waktu, MBG telah berkembang menjadi lebih dari sekadar program pemenuhan kebutuhan pangan. Ia menjelma sebagai gerakan nasional yang memadukan aspek gizi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari meningkatnya kesadaran kolektif akan pentingnya gizi seimbang bagi masa depan bangsa. Program ini juga memperlihatkan arah kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran yang menempatkan pembangunan manusia sebagai prioritas utama di tahun pertama pemerintahannya.

Dengan target penerima manfaat mencapai lebih dari 82 juta jiwa, MBG menjadi salah satu program dengan jangkauan terluas di Indonesia. Dampaknya yang multidimensional (mulai dari peningkatan kualitas gizi, pemberdayaan ekonomi lokal, hingga penguatan sektor pendidikan), menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyiapkan fondasi pembangunan jangka panjang.

Menjelang satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, MBG menjadi bukti nyata bahwa kebijakan yang dirancang dengan pendekatan holistik dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Melalui program ini, pemerintah tidak hanya memberi makan rakyatnya, tetapi juga menyiapkan masa depan bangsa dengan mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. MBG adalah wujud nyata dari visi besar menuju Indonesia yang berdaulat, maju, dan berkeadilan sosial, di mana setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh menjadi insan unggul demi kejayaan bangsa.

)* Penulis adalah Pengamat Sosial Kemasyarakatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *