Densus 88 Lakukan Dua Pencegahan Kurangi Aksi Teror

Jakarta: Densus 88 Polri mencatat selama dua tahun terakhir Indonesia nihil dari ancaman aksi teror. Hasil ini tidak lain karena dua pencegahan yang dilakukan Densus 88.

“Kita menerapkan dua pendekatan untuk pencegahan teror ini yang pertama adalah ‘hard approach’ (pendekatan keras) pendekatan hukum. Kedua adalah ‘soft approach’ (pendekatan lunak) yaitu mengkampanyekan atau membunginkan untuk menerima keberagaman di Indonesia,” kata Kanit 1 Kontra ideologi, Ditcegah Densus 88 Anti Teror Polri Komisaris Polisi Agus Isnaini.

Hal ini disampaikan dalam diskusi Beranda Nusantara ‘Kolaborasi Untuk Damai Media, Pemuda, dan Upaya Deradikalisasi’. Acara digelar di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

“Jadi kalau kita berbicara untuk soft aproach itu konsepnya adalah mempertahankan. Bahasa kami ataupun beridielogi ke Indonsesia-an itu tetap berideologi kebangsaan,” ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terdapat sekitar 11,7 persen orang terpapar radikal di Indonesia. “Artinya itu banyak juga 37 juta orang (terpapar radikal),” ujarnya.

“Ada 88,3 artinya orang Indonesia itu sebenernya baik. Kita mempertahankan yang 88,3 persen itu tetep baik dengan kampanye-kampanye yang kita lakukan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *