Pemerintah Bersama Aparat Keamanan Amankan Natal 2025 Secara Terpadu

Oleh : Veronica Candra )*

Pemerintah telah menunjukkan bagaimana keseriusan dalam upaya untuk terus menjaga keamanan dan kenyamanan perayaan Natal 2025 melalui berbagai macam langkah pengamanan secara terpadu yang juga turut melibatkan seluruh unsur aparat keamanan dan para pemangku kepentingan lintas sektor.

Sejak awal Desember, negara telah menyiapkan beragam skema pengamanan yang dirancang secara sangat komprehensif yang bertujuan untuk semakin memastikan bahwa pelaksanaan ibadah Natal berlangsung dengan penuh khidmat, kemudian mobilitas masyarakat bisa tetap berjalan dengan lancar, serta stabilitas keamanan nasional mampu terus terjaga selama periode libur akhir tahun tersebut.

Komitmen itu diwujudkan oleh pemerintah bersama dengan seluruh personel aparat keamanan melalui pelaksanaan Operasi Lilin 2025 yang digelar selama 14 hari, mulai dari tanggal 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.

Operasi berskala nasional itu turut melibatkan personel gabungan dari lintas kementerian serta lembaga seperti Polri, TNI, kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, hingga unsur organisasi kemasyarakatan.

Sebanyak ribuan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu sudah didirikan di berbagai titik strategis untuk mendukung upaya pengamanan pada puluhan ribu objek vital, mulai dari gereja, pusat perbelanjaan, terminal, bandara, hingga kawasan wisata.

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) DjamariChaniago menegaskan bahwa pengamanan pada seluruh rangkaian Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dijalankan secara terpadu, antisipatif, dan humanis, yang mana hal tersebut telah sesuai dengan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Pendekatan tersebut juga menempatkan unsur keselamatan masyarakat dan stabilitas keamanan sebagai prioritas utama, sekaligus juga tetap menjaga suasana toleransi antarumat beragama agar senantiasa terjalin dengan baik. Evaluasi pengamanan pada tahun sebelumnya menjadi landasan yang penting dalam menyusun strategi pengamanan untuk periode libur akhir tahun kali ini.

Djamari juga turut menyoroti tingginya mobilitas masyarakat pada Natal dan Tahun Baru sebelumnya yang mencapai sekitar 95 juta pelaku perjalanan. Meski mobilitas tersebut sangat tinggi, situasi tetap terkendali berkat kesiapan aparat di lapangan.

Penurunan signifikan angka kecelakaan lalu lintas dan korban kecelakaan pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya dinilai sebagai indikator keberhasilan strategi pengamanan yang terencana dan terkoordinasi. Capaian tersebut kemudian dijadikan acuan untuk memperkuat langkah-langkah strategis pada Natal 2025.

Selain aspek lalu lintas dan keamanan sosial, pemerintah juga memberikan perhatian serius terhadap potensi gangguan akibat cuaca ekstrem. Ancaman banjir dan longsor di sejumlah wilayah seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan dipetakan sebagai faktor risiko yang dapat menghambat aktivitas masyarakat selama libur panjang. Oleh karena itu, sinergi lintas sektor dipandang penting agar respons cepat dapat dilakukan ketika potensi bencana terjadi, sehingga dampak terhadap masyarakat dapat diminimalkan.

Pada tataran teknis, aparat keamanan melaksanakan pengamanan ketat terhadap rumah ibadah. Satuan Brimob Polda Metro Jaya, misalnya, melakukan sterilisasi menyeluruh di Gereja Katedral Jakarta menjelang perayaan Natal.

Unit Penjinak Bom, Detasemen Kimia Biologi Radioaktif, serta Unit K9 diterjunkan untuk memastikan seluruh area ibadah bebas dari ancaman bahan peledak dan benda berbahaya. Pemeriksaan dilakukan secara profesional dan sesuai prosedur pengamanan objek vital, sehingga umat dapat menjalankan ibadah dengan rasa aman dan tenang.

Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya Kombes Polisi Henik Maryantomenekankan bahwa pengamanan rumah ibadah menjadi prioritas utama dalam Operasi Lilin Jaya 2025. Kesiapsiagaan tersebut merupakan bentuk kehadiran negara dalam memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat.

Hasil sterilisasi di Gereja Katedral menunjukkan situasi yang aman dan terkendali, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap kesiapan aparat dalam menjaga perayaan keagamaan.

Dari sisi kesiapan umat, Gereja Katedral Jakarta menyiapkan kapasitas sekitar 5.000 kursi dengan memanfaatkan seluruh kompleks gereja, termasuk ruangan tambahan dan tenda. Pengelolaan kapasitas tersebut dilakukan untuk memastikan ibadah berlangsung tertib, nyaman, dan sesuai dengan standar keamanan yang telah ditetapkan aparat.

Di daerah, pemerintah daerah turut mengambil peran aktif dalam menjaga suasana Natal yang damai. Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution menghadiri perayaan Natal Keluarga Besar DPRD Sumut dan menegaskan bahwa perayaan tersebut bukan sekadar kegiatan ibadah, melainkan momentum memperkuat persatuan, persaudaraan, dan toleransi di tengah keberagaman. Nilai-nilai tersebut dipandang penting dalam mendukung stabilitas sosial dan pembangunan daerah.

Bobby juga menekankan pentingnya semangat kasih, kepercayaan, dan sudut pandang positif yang menjadi esensi Natal. Menurutnya, energi positif yang tumbuh dari nilai-nilai tersebut mampu memperkuat solidaritas sosial, terutama bagi masyarakat yang tengah menghadapi musibah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun membuka ruang kolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak bencana.

Keseluruhan rangkaian pengamanan Natal 2025 mencerminkan kehadiran negara secara nyata di tengah masyarakat. Sinergi pemerintah dan aparat keamanan, dukungan pemerintah daerah, serta partisipasi masyarakat menjadi fondasi penting dalam menciptakan perayaan Natal yang aman, damai, dan penuh kebersamaan. Upaya terpadu tersebut sekaligus menegaskan bahwa stabilitas keamanan dan toleransi beragama tetap menjadi prioritas utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (*)

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *