Negara Hadir, Tokoh Agama Apresiasi Pengamanan Natal 2025

Oleh: Fikri Hidayat )*

Pengamanan perayaan Natal 2025 menunjukkan wajah negara yang hadir secara nyata dalam menjamin kebebasan beribadah dan rasa aman bagi seluruh umat Kristiani. Sejak malam Natal hingga rangkaian ibadah di berbagai daerah, aparat keamanan bekerja secara aktif, terukur, dan menyeluruh.

Dari pusat ibu kota di Gereja Katedral Jakarta hingga wilayah timur Indonesia di Papua, dedikasi tersebut mendapatkan apresiasi luas dari para tokoh agama karena mampu menghadirkan suasana damai, tertib, dan penuh kekhidmatan.

Di Jakarta, Gereja Katedral menjadi simbol kuat komitmen negara dalam menjaga perayaan Natal. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara langsung memimpin peninjauan kesiapan pengamanan bersama jajaran lintas sektoral.

Kehadiran Kapolri bersama sejumlah pejabat tinggi negara memperlihatkan keseriusan aparat dalam memastikan ibadah berjalan tanpa gangguan. Polri menyiagakan ratusan personel gabungan yang didukung unit sterilisasi Jibom dan anjing pelacak K9 untuk memastikan setiap sudut area ibadah berada dalam kondisi aman.

Langkah tersebut bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bentuk pelayanan publik yang dirancang untuk memberikan rasa tenang kepada jemaat. Kapolri menegaskan bahwa Operasi Lilin 2025 menjadi instrumen utama dalam menjaga keamanan Natal dan Tahun Baru, dengan melibatkan sekitar 147 ribu personel gabungan dari Polri, TNI, serta berbagai pemangku kepentingan lain. Aparat tidak hanya mengamankan gereja, tetapi juga mengawal arus mudik, kegiatan sosial, serta perayaan pergantian tahun.

Pendekatan kolaboratif tersebut mencerminkan praktik nyata nilai Bhinneka Tunggal Ika. Kapolri menilai keterlibatan organisasi kemasyarakatan seperti Banser dan Kokam sebagai bagian penting dalam pengamanan kemanusiaan.

Apresiasi khusus diberikan melalui penyematan rompi pengamanan dan penganugerahan Riyanto Award 2025, yang menegaskan bahwa menjaga toleransi dan kemanusiaan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

Apresiasi serupa datang dari Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo. Kehadiran para pimpinan negara, aparat keamanan, dan perwakilan lintas agama di Gereja Katedral memberikan keyakinan kuat kepada jemaat bahwa negara secara konsisten hadir setiap perayaan besar keagamaan.

Kardinal Suharyo memandang kehadiran tersebut tidak hanya menjamin keamanan fisik, tetapi juga menumbuhkan keteguhan batin dan semangat kebangsaan umat Katolik untuk terus berperan sebagai warga negara yang baik.

Menurutnya, kunjungan dan pengamanan yang dilakukan aparat setiap tahun menjadi bentuk peneguhan moral bagi jemaat. Rasa aman yang terbangun memungkinkan umat merayakan Natal secara penuh makna, sekaligus memperkuat kesadaran hidup bersama dalam masyarakat majemuk. Hubungan harmonis antara negara dan umat beragama tersebut menjadi fondasi penting bagi persatuan nasional.

Gambaran serupa terlihat jelas di Papua. Di wilayah yang memiliki tantangan geografis dan keamanan tersendiri, aparat TNI dan Polri menjalankan pengamanan Natal dengan pendekatan humanis dan persuasif.

Wakapolda Papua bersama Pangdam XVII/Cenderawasih mengunjungi sejumlah gereja di Kota Jayapura untuk memastikan ibadah malam Natal berlangsung aman dan tertib. Kunjungan tersebut juga disertai penyerahan bingkisan kepada pengurus gereja sebagai simbol kepedulian dan dukungan negara.

Tokoh agama di Papua, termasuk Pendeta Dr. Yones Wenda, memberikan apresiasi atas peran aktif aparat keamanan yang dinilai berhasil menciptakan suasana tenang menjelang akhir tahun.

Dukungan tokoh adat, masyarakat, serta penguatan peran Satgas Damai Cartenz semakin memperkokoh stabilitas keamanan di Tanah Papua. Kehadiran mahasiswa dan organisasi kepemudaan dalam pengamanan gereja turut memperlihatkan kuatnya solidaritas lintas iman di wilayah tersebut.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Cahyo Sukarnito menegaskan bahwa pengamanan Natal di seluruh wilayah hukum Polda Papua berjalan aman dan kondusif berkat kolaborasi semua pihak.

Sinergi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, instansi terkait, serta elemen masyarakat seperti pemuda Muhammadiyah, HMI, dan pemuda masjid menjadi kunci utama keberhasilan pengamanan. Dukungan Basarnas dan BNPB juga memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem selama perayaan Natal dan Tahun Baru.

Komitmen yang sangat kuat dari pemerintah pusat turut semakin melengkapi bagaimana upaya tersebut. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang melakukan peninjauan secara langsung ke sejumlah gereja sebagai bentuk penegasan akan jaminan kebebasan beribadah sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Kehadiran pemerintah di lapangan secara langsung tersebut, semakin memperlihatkan bahwa memang upaya pengamanan Natal 2025 kali ini bukan sekadar tugas aparat, melainkan agenda nasional dalam merawat toleransi dan kerukunan.

Dari Gereja Katedral yang berada di Jakarta hingga gereja-gereja yang berada di pelosok Papua sekalipun, pengamanan pada perayaan Hari Raya Natal 2025 telah mampu memperlihatkan bagaimana wajah Indonesia yang sangat dewasa dalam mengelola adanya keberagaman diantara seluruh masyarakatnya yang saling berbeda-beda.

Maka dari itu, menjadi tidak heran mengapa apresiasi yang sangat tinggi terus hadir dari para tokoh agama, yang mana hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa memang kerja profesional dari seluruh personel aparat keamanan mampu menghadirkan rasa aman sekaligus juga semakin memperkuat rasa persaudaraan kebangsaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Natal 2025 ini pun tercatat bukan hanya sebagai perayaan keagamaan saja, tetapi juga sekaligus menjadi momentum untuk mewujudkan konsolidasi nilai toleransi dan persatuan di tengah masyarakat Tanah Air yang sangat majemuk. (*)

Pengamat Keamanan Dalam Negeri – Lembaga Keamanan Nasional Sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *