KBRN, Medan: Di tengah riuh lalu lintas Medan, aroma bolu gulung Bolu Meranti tetap memikat warga. Siapa sangka, kudapan ini dulunya hanya dibuat di dapur kecil Jalan Meranti.
Ai Ling, ibu rumah tangga dengan hobi memanggang, memulai usaha ini lebih dari dua dekade lalu. Awalnya ia hanya membuat bolu gulung untuk keluarga dan tetangga sekitar rumah.
“Ibu Ai Ling awalnya hanya menerima pesanan dari teman,” kata Kusno Soh, manager Bolu Meranti Medan. “Namun, lama-kelamaan pembeli dari luar kota mulai datang mencarinya.”
Nama “Bolu Meranti” diambil dari alamat rumah Ai Ling saat pertama berjualan di Medan. Meski rumah itu kini tinggal kenangan, nama Meranti tetap melekat sebagai merek yang dikenal luas.
Usaha Bolu Meranti terus berkembang dengan beragam varian rasa yang semakin banyak. Dari keju, cokelat, pandan, mocca, hingga blueberry, semuanya tetap menjaga rasa otentik.
Setiap hari, toko utama Bolu Meranti di kawasan Sisingamangaraja Medan selalu ramai pembeli. Baik wisatawan maupun warga lokal datang membawa pulang bolu ini sebagai oleh-oleh khas.
Bolu Meranti bukan sekadar makanan biasa, tetapi simbol perjuangan dan ketekunan yang berbuah manis. Usaha rumahan sederhana ini kini menjadi kebanggaan dan identitas kota Medan.
Meski persaingan kuliner semakin ketat, Bolu Meranti tetap bertahan sebagai ikon oleh-oleh Medan. Kehadirannya menjadi bukti bahwa konsistensi dan rasa cinta mampu menciptakan warisan berharga.