Cegah Komplikasi, Selamatkan Nyawa Lewat Cek Kesehatan Gratis

Jakarta – Pemerintah menegaskan kembali pentingnya deteksi dini sebagai langkah utama mencegah komplikasi penyakit tidak menular, khususnya diabetes, melalui perluasan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemeriksaan kesehatan gratis merupakan strategi nyata untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, terutama karena sebagian besar kasus diabetes baru terdeteksi ketika sudah menimbulkan komplikasi.

“Cek kesehatan gratis adalah pintu awal untuk mengetahui risiko lebih cepat. Dengan mengenal kondisi sejak dini, kita bisa mencegah banyak komplikasi serius yang berbahaya,” ujarnya.

Menkes menjelaskan bahwa diabetes masih termasuk penyakit dengan beban pembiayaan terbesar dan berisiko tinggi menimbulkan kematian apabila tidak dideteksi lebih awal. Karena itu, pemerintah memperluas layanan skrining melalui CKG untuk seluruh kelompok usia.

“Deteksi dini bukan pilihan, tetapi kebutuhan. Pemeriksaan yang rutin dapat membantu masyarakat menghindari kerusakan organ dan mencegah biaya pengobatan yang jauh lebih besar,” tegasnya.

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini menjadi strategi berbasis populasi untuk menemukan faktor risiko dan kasus diabetes lebih cepat. Layanan ini digulirkan di berbagai fasilitas kesehatan serta ruang publik agar masyarakat mudah mengaksesnya.

“Melalui CKG, kami ingin masyarakat mendapatkan kesempatan mengetahui kondisi kesehatannya tanpa hambatan biaya. Semakin cepat ditemukan, semakin besar peluang kita mencegah komplikasi berat dan menyelamatkan nyawa,” jelas Menkes.

Selain pemeriksaan fisik, pemerintah juga memperkuat digitalisasi data melalui integrasi registry penyakit kronis. Penguatan ini membantu pemantauan pasien berjalan lebih akurat, sekaligus memperluas akses pengobatan termasuk penyediaan insulin secara bertahap.

Menkes menegaskan bahwa keberhasilan mencegah komplikasi diabetes membutuhkan keterlibatan keluarga, sekolah, tenaga kesehatan, hingga komunitas.

“Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Kita ingin anak-anak hingga generasi produktif terhindar dari komplikasi diabetes. Kolaborasi semua pihak adalah kunci,” tutupnya.

Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati, dr. Muhammad Azhari Taufik, menyampaikan bahwa peningkatan jumlah pasien diabetes tipe 1 yang ditangani rumah sakit menunjukkan urgensi deteksi dini.

“Dalam dua tahun, pasien diabetes tipe 1 yang rutin berobat meningkat dari 38 pada 2024 menjadi 65 pada 2025. Angka ini mengingatkan kita bahwa pemeriksaan rutin sangat penting,” katanya.

Menurutnya, penanganan diabetes pada anak membutuhkan dukungan menyeluruh mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga medis, organisasi profesi, hingga keluarga.

“Diabetes adalah perjalanan panjang. Dukungan yang tepat akan membantu anak-anak tumbuh sehat dan percaya diri,” lanjutnya.

Dr. Azhari juga menekankan pentingnya integrasi data melalui platform Satu Sehat, dengan data yang terhubung, monitoring pasien lebih efektif, keputusan medis lebih tepat, dan kebijakan lebih akurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *