Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan tengah menjajaki fasilitas kredit multi mata uang senilai hingga US$10 miliar atau sekitar Rp162,3 triliun.
Nilai ini menjadikannya sebagai salah satu pinjaman terbesar yang pernah dicapai di Asia Tenggara.
Mengutip laporan Bloomberg, “Danantara telah mengirimkan permintaan proposal kepada sejumlah bank internasional dan regional untuk tenor pinjaman sekitar tiga hingga lima tahun,” ujar sumber yang mengetahui proses tersebut.
Ia menambahkan bahwa pihak perbankan telah diminta memberikan komitmen awal dalam bentuk penawaran tidak mengikat.
Pinjaman ini tidak disertai agunan, surat dukungan, maupun jaminan dari pemerintah.
“Semua dana akan digunakan untuk keperluan umum perusahaan,” ungkap sumber tersebut.
Direktur Pelaksana Danantara, Arief Budiman, menyatakan bahwa lembaga investasi negara ini menyiapkan investasi besar di delapan sektor utama.
“Kami berencana berinvestasi dalam proyek-proyek dari sektor energi terbarukan, infrastruktur digital, hingga perawatan kesehatan,” ujarnya dalam keterangan terpisah.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengonfirmasi rencana masuknya dana besar dari perbankan internasional.
“Bahkan, pada Juli mendatang, lembaga ini diproyeksikan mendapatkan tambahan pendanaan baru sebesar USD 10 miliar dari perbankan luar negeri,” ujar Teddy di Jakarta.
Teddy juga menyoroti capaian Danantara yang telah menjalin kerja sama investasi internasional senilai US$7 miliar.
“Kerja sama ini datang dari Qatar, Rusia, China, dan Australia. Ini menunjukkan bahwa Danantara mulai mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional,” tegasnya.
Sebelumnya, Danantara juga menggelar pertemuan penting yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Acara tersebut sekaligus meresmikan Wisma Danantara sebagai kantor pusat, serta menjadi bagian dari agenda rapat terbatas Kabinet Merah Putih.
“Dana ini langsung melapor kepada Presiden, dan menjadi komponen penting dari strategi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen,” ujar Teddy.
Dengan nilai fasilitas kredit yang menembus rekor Asia Tenggara, Danantara dipandang telah menunjukkan kapasitasnya sebagai lembaga strategis dalam mengakselerasi pembangunan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di sektor investasi global.
[edRW]